Jumat, 12 November 2010

Dia Diam-diam Mengancam Nyawa Anda


KOMPAS.com - Tak pernah terlintas dalam benak Sheila, ia hanya dua tahun menikmati pernikahannya dengan Paul. Suaminya itu meninggal secara tiba-tiba. Pada dirinya, Paul hanya pamit istirahat sebentar. Ternyata matanya terpejam untuk selamanya. Usianya baru 27 tahun. Jantung korener, itulah kesimpulan dokter soal penyebab kematiannya.

Seperti pencuri di malam hari, kegemaran Paul menyantap makanan lezat berlemak dan makanan cepat saji alias junk food diam-diam mengancam nyawanya. Jenis makanan ini telah menyebabkan kadar kolesterol dalam tubuhnya meningkat tanpa dia sadari. Kadar kolesterol inilah yang memicu jantung koroner.

Selain makanan cepat saji, kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok memiliki andil besar dalam mendongkrak kadar kolesterol. Jika kadar kolesterol berlebihan dalam darah, penyakit mematikan mengintai, seperti jantung dan stroke.

Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol dan mengendap di darah, tepatnya di membran sel darah dan mengalir dalam sirkulasi darah. Para ahli di dunia kedokteran menilai, seseorang yang memiliki kadar kolesterol tinggi, kemungkinan akan memiliki gangguan pada jaringan sirkulasi darahnya.

Kolesterol total terdiri dari beberapa zat, yakni trigliserida, LDL (low density lipoprotein), dan HDL (high density lipoprotein). Trigliserida merupakan salah satu bentuk lemak darah yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis. Hidrolisis adalah suatu proses kimia yang menggunakan H2O atau air sebagai pemecah suatu persenyawaan, termasuk inversi gula, lemak, ester, dan protein.

Normalnya, kadar trigliserida adalah 150 miligram-200 miligram per deciliter. "Kalau zat trigliserida di darah berlebihan, dapat menyebabkan infeksi pada tukak lambung," kata Mulyadi Tedjapranata, Direktur Medizone Clinic.

Kolesterol jahat
Setelah proses hidrolisis, lemak Trigliserida yang tersisa menjadi LDL, yang biasa disebut kolesterol jahat. Soalnya, LDL adalah penyebab terjadinya sumbatan dalam jaringan sirkulasi darah.

Mulyadi bilang, LDL itu merupakan pembentuk plak-plak pada pembuluh nadi koroner yang dapat menghambat peredaran darah. "Jika kadar LDL tinggi, jantung akan sulit memompa darah," kata dia.

Dengan terhambatnya aliran darah, maka beberapa zat gizi yang terkandung di dalamnya sudah pasti tidak tersalurkan dan terserap dengan optimal oleh organ tubuh. Alhasil, beberapa risiko penyakit berbahaya pun bermunculan. "Makanya, orang dengan kadar LDL tinggi biasanya berisiko terkena penyakit jantung korener," kata Mulyadi.

Selain jantung koroner, penyakit lain yang kerap menghampiri orang ber-LDL tinggi adalah stroke dan kelumpuhan. "Ini pada kasus penyumbatan darah terjadi di otak seseorang," tambah Mulyadi.

Suhanto, Kepala Bidang Pelayanan Medis Rumah Sakit Mediros di Pulogadung, Jakarta Timur, menambahkari, orang dengan kadar kolesterol jahat tinggi akan berisiko besar mengalami gagal fungsi pada organ tubuh, seperti gagal ginjal. Kalau sudah begitu, penyakit lain yang biasa muncul pada penderita gangguan kolesterol adalah diabetes. Masalahnya, berapakah kadar kolesterol yang sesuai dalam tubuh kita?

Mulyadi menilai, untuk kadar HDL, sebaiknya kadarnya berada di atas 40 miligram per deciliter. Sedangkan batas maksimal HDL yang terkandung dalam darah 100 miligram per deciliter.

Kadar HDL perlu dijaga tetap tinggi karena membantu menyingkirkan LDL dari pembuluh darah,sehingga jantung tak perlu bekerja ekstra memompa darah ke seluruh tubuh.

"Semakin tinggi HDL, semakin sehat. Plak-plak mudah disingkirkan," kata Mulyadi.

HDL disebut sebagai lemak yang baik karena dalam operasinya, zat tersebut membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein-A). HDL mempunyai kandungan lemak jenuh yang lebih sedikit daripada LDL.

Adapun, protein utama yang membentuk LDL adalah Apo B (apolipoprotein-B). Kandungan lemak jenuh yang tinggi membuat LDL mengambang di dalam darah. Akibatnya, LDL dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah.

Karena itu, menurut Mulyadi, seseorang harus pandai menjaga kadar LDL dalam tubuhnya agar tidak melewati ambang batasan normal yang berlaku pada dunia kesehatan. Secara alami, tubuh manusia akan memproduksi sekitar 80 persen kolesterol dan sisanya sebesar 20 persen adalah kolesterol tambahan dari luar tubuh.

Suhanto mengatakan, orang yang memiliki tubuh tambun biasanya memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Namun, Anda yang berpostur tubuh kurus pun bisa jadi punya kadar kolesterol tinggi. "Ini semua tergantung dari pola makan dan pola hidup yang tidak sehat dari si penderita penyakit ini," terang Suhanto.

Menjalani pola hidup sehat adalah solusi untuk menekan risiko memiliki kada kolesterol tinggi. "Jika tidak ingin dibunuh secara perlahan oleh kolesterol jahat, sebaiknya Anda mulai menghindari makanan berlemak dan menerapkan pola hidup sehat," saran Mulyadi.

Tidak ada komentar: