Banyaknya korban yang terseret ke tengah laut di Pantai Selatan Jawa Tengah (sebut saja misalnya: Pantai Parangtritis) , oleh masyarakat umum selalu dikaitkan dengan legenda Nyai Roro Kidul (Ratu pantai selatan). Namun bagi para ilmuwan ahli teknik pantai (coastal engineering) dan ahli kelautan (Oceanography), fenomena tersebut — dipandang dari sudut kacamata keilmuan — ternyata ada hubungannya dengan yang disebut sebagai arus balik/arus seret(Rip Current). Jika kita akan berenang di pantai, seharusnya kita mengetahui dimana arus tersebut berada dan kita harus menghindarinya.
Pada dasarnya tidak ada apapun sihir/takhyul tentang asal muasal arus seret ini, semata-mata hanyalah “sunnatullah”. Arus seret adalah arus yang dibentuk oleh pergerakan air yang relatif cepat (sekitar 4 ft (1.1 m)/dtk menurut Willar Bascom) yang mendesak keluar kembali ke tengah laut dari mana mereka datang, kemungkinan terjadi hanya beberapa menit.
Tarikan dapat terjadi karena air yang datang menabrak pantai dan terkumpul harus kembali ke suatu tempat sepanjang pantai itu. Jika tidak ada penghalang, maka air akan dengan mudah mengalir kembali ke laut secara terus menerus. Tetapi jika ada penghalang (misalnya: gelombang datang), kelebihan air benar-benar mulai terkumpul. Ketika air yang terkumpul harus secepatnya kembali ke tengah laut, maka akan secepatnya menuju dan melimpasi penghalang dengan beberapa arus yang mempunyai energi lebih besar dibanding yang lain. Arus dengan pergerakan yang cepat ini menabrak dan memecahkan penghalang. Di sana bisa membentuk sejumlah “pecahan”, oleh karena itu di sana bisa pula terbentuk sejumlah arus seret sepanjang pantai tertentu.
Rip current terjadi pada tempat di mana tinggi gelombang pecah adalah kecil. Rip Current juga terjadi karena:
1. Adanya ketidakseragaman gelombang pecah,
2. Puncak gelombang sejajar dengan garis pantai, atau sudut gelombang pecah terhadap garis pantai < 5 drjt.
3. Bathimetri dasar laut yang tidak beraturan.
4. Tempat tersebut merupakan pertemuan arus sepanjang pantai yang berasal dari sebelah kiri dan kanan.
Gambar penampang pantai:Sesuai dengan hukum kontinuitas, maka massa air yang menuju ke tempat tersebut dibelokkan kembali ke arah laut dan membentuk arus. Gelombang yang pecah pada pantai yang landai menyebabkan massa air yang terbawa ke pantai pun tidak seragam. Air membalik kembali dari surf zone menuju ke tempat dengan muka air yang rendah (gelombang pecah kecil) melalui alur yang sempit dengan kecepatan yang tinggi. Kecepatan dan panjang arus balik tergantung pada tinggi gelombang datang dan perbedaan tinggi gelombang sepanjang pantai. Jika gelombang datang tinggi, jumlah arus balik sedikit tetapi kecepatannya tinggi dan sebaliknya. Tempat terjadinya arus balik tidak tetap sepanjang waktu.
Kita mungkin dapat melihat suatu arus balik dari suatu tempat yang lebih tinggi di pantai, atau dapat juga bertanya dengan penjaga pantai yang bertugas atau dengan penduduk setempat yang tahu di lokasi mana terdapat rip current. Berdasarkan pengamatan, sifat-sifat Rip Current dapat diketahui dengan :
1. Melihat adanya perbedaan tinggi gelombang antara kiri-kanan dan antaranya. Tinggi gelombang pada bagian kiri dan kanan lebih besar dari antaranya.
2. Meletakkan benda yang dapat terapung. Bila benda tersebut terseret menuju off shore maka pada tempat tersebut terdapat Rip Current.
3. Melihat kekeruhan air yang terjadi, dimana air pada daerah surf zone tercampur dengan air dari darat. Bila terlihat air yang keruh menuju off shore, maka tempat tersebut terdapat Rip Current. Kejadian ini dapat dilihat dengan jelas dari tempat yang lebih tinggi (lihat gambar).
Rip Current (tegak lurus garis pantai & menyudut):Tips/Cara/Usaha yang harus dilakukan bila terseret rip current, adalah sebagai berikut:
Jika terperangkap dalam arus seret ke tengah laut, jangan mencoba untuk berenang melawan arus (ke tepi pantai), tenanglah untuk sementara mengikuti arus. Secepat arus seret berada di luar penghalang, atau kecepatan arus melambat dan kita merasa sedikit bebas dari pergerakan air yang cepat, berenanglah ke area di sebelah kiri/kanan kita dan baru kemudian berenang kembali ke arah pantai (atau mengikuti gelombang menuju pantai). Tentu saja kita harus tetap menjaga untuk tetap berada di luar arus seret tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar