Jumat, 26 November 2010

Mayat Sekarang dah Gaul.....mau tau masuk dan baca!!


JAKARTA, KOMPAS.com - Entah benar atau tidak, Supriadi (28) yang dinyatakan tewas tenggelam di Kedung H Deri, Sungai Ciliwung, pada Selasa (23/11/2010), melayangkan pesan singkat (SMS) melalui handphone kepada petugas leasing sepeda motor, pada Rabu (24/11/2010). Adapun isi SMS itu adalah: "Pak..saya tidak bisa membayar cicilan motor. Saya tenggelam di Sungai Ciliwung dan dicari orang sekampung. Seminggu lagi saya ditemukan."

Informasi adanya pengiriman SMS dari korban keganasan Ciliwung itu diungkapkan Andri, adik ipar Supriadi, kepada para wartawan di lokasi pencarian jenazah kakak iparnya itu, di Kampung Gedong RT 04/20, Kemirimuka, Beji, Depok, Kamis (25/11/2010).

"Petugas leasing itu datang ke rumah untuk mengetahui kebenaran SMS itu. Terus kami bilang, memang Supriadi tenggelam. Petugas itu pun bengong," kata Andri,

Menurut Andri, saat diperiksa nomor HP pengirim SMS itu, ternyata benar itu nomor HP Supriadi. Untuk memastikan kebenaran itu, keluarga melihat rekap SMS terkirim dari HP Supriadi yang kini dipegang istrinya, Yeni. Namun, rekap pengiriman itu tidak ada.

"Kami keluarga besar kaget dengan kenyataan itu. Kami bertanya-tanya apakah ini benar-benar terjadi," ujarnya.

Naih (55), paman Supriadi, tidak memercayai hal tersebut. Namun, jika dilihat dari amal baik Supriadi terhadap warga di tempat tinggalnya di Kampung Sidamukti RT 02/04, Sukmajaya, Depok, kata Naih, maka hal itu bisa saja terjadi.

"Dia itu orang yang suka menolong tanpa minta dibayar. Karena kebaikannya itu, dia dipilih warga menjadi ketua karang taruna. Walaupun saya tidak percaya, kalau itu kuasa Allah bisa saja terjadi," ujarnya.

Sementara itu, tim SAR dari Tagana Kota Depok, Pemadam Kebakaran, RAPI Kota Depok, dan Basarnas, hingga Kamis kemarin, masih melakukan pencarian terhadap jenazah Supriadi.

Petugas melakukan pencarian menggunakan perahu karet dengan menyusuri Sungai Ciliwung hingga Kelapa Dua, Sedangkan Tagana Kota Depok, menyelam di sekitar Kedung H Deri. Namun, pencarian tersebut berjalan lama karena tidak menyertakan alat selam.

"Tiga perahu karet, pelampung, dan alat manual lainnya yang digunakan untuk mencari jasad Supriadi. Kami terganjal alat menyelam sehingga pencarian menjadi lama. Kami nyelam dengan alat seadanya," kata Tim Tagana Kota Depok, Amiruddin.

Kapolresta Depok, Kombes Fery Abraham, menyatakan, pihaknya telah menghubungi Tim SAR Brimob Klapadua untuk membantu pencarian. Namun, hingga saat itu tim tersebut belum datang. (Dody Hasanuddin)

Tidak ada komentar: